Dalam sebuah perjalanan hidup, cita-cita terbesar adalah menuju kesempurnaan.Ada kalanya kita mesti
berjuang, serta belajar menyikapi segala rahasia dalam kehidupan.Perjalanan
menuju kesempurnaan adalah proses yang menentukan setiap tapak langkah kita. Setiap
hembusan nafas, detak jantung, dari siang menuju malam.Semua menuju titik yang
sama, kesempurnaan.Setiap insan
mempunyai hak yang sama atas waktu.Tidak ada seorangpun melebihi dari yang
lain.
Perekonomian
Indonesia tengah memasuki masa transisi. Kalangan menengah ingin beralih
menuju kelas atas untuk memperoleh kebebasan finansial. Hal ini dibuktikan
dengan adanya fenomena mass luxury, di mana barang-barang mewah yang
tadinya hanya bisa dibeli oleh kalangan atas kini mampu dimiliki oleh semua
orang.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh pakar dan pengamat bisnis Yuswohady
dalam acara peluncuran perdana situs
netpreneur.co.id di Jakarta, Selasa (23/4) lalu. Semua orang dapat menjadi pengusaha walaupun bukan
berasal dari keluarga konglomerat. "Tipsnya, harus magang dan bergaul
dengan orang yang memiliki sikap keuangan".
Yuswohady mengatakan, masyarakat Indonesia kini dilanda optimisme untuk
menaikkan perekonomian. Gaya hidup yang disebut sebagai “tren amfibi” banyak
dilakoni oleh masyarakat. Para pelaku “tren amfibi” adalah mereka yang
menjalani dua profesi sekaligus, yaitu sebagai pegawai kantoran dan sebagai
wirausahawan. Pada jam-jam kerja, mereka bekerja sebagai karyawan di
perusahaan. Ketika jam kerja kantoran berakhir, mereka mengelola bisnis
pribadi.Kita dituntut untuk lebih kreatif
dan inovatif agar kita bisa bertahan dan tetap bisa bersaing dengan pengusaha
lain. Para pelaku “tren amfibi” ini, menurut Yuswohady,
menginginkan adanya kebebasan finansial di masa depan. Mereka tidak ingin
selamanya bekerja untuk orang lain. Ketika usaha yang mereka rintis ini telah
memberikan profit yang baik, mereka akan berhenti dari profesi pegawai kantoran
dan menjalankan bisnis secara total.Lebih lanjut Yuswohady memaparkan, fenomena
mass luxury dan “tren amfibi” adalah dua sinyal yang mengindikasikan
adanya revolusi dalam perekonomian Indonesia. Secara garis besar, Yuswohady
mengelompokkan revolusi ekonomi ini ke dalam lima bidang.
- Revolusi E-preneur
Pesatnya perkembangan industri digital merupakan
dampak dari melebarnya penggunaan internet di segala bidang. Bidang ekonomi
termasuk ke dalamnya. Kelahiran e-preneur (electronic-preneur) atau
wirausahawan online sedikit banyak dipengaruhi oleh krisis moneter yang melanda
beberapa negara berkembang, salah satunya Indonesia, yang mengancam pasar
bisnis offline. Dalam bisnis konvensional semacam ini, banyaknya ongkos
produksi yang dikeluarkan tidak sebanding dengan profit yang diperoleh. Oleh
sebab itu, para pelaku bisnis mencari alternatif lain agar dapat menjalankan
usaha yang relatif tanpa modal dan mudah untuk dijalankan, yaitu bisnis online.E-preneur,
atau lebih dikenal dengan sebutan netpreneur, memainkan peran yang signifikan
dalam bisnis dunia maya semacam itu.
Seorang netpreneur bisa bertindak baik sebagai
produsen, pemasok, maupun pedagang sekaligus. Banyaknya “tugas” seorang
netpreneur mungkin untuk dijalankan karena semua kegiatan bisnis dilakukan
hanya dengan meng-klik. Selama koneksi internet dapat diakses, bisnis bisa
dijalankan kapanpun dan di manapun. Inilah yang membuat netpreneur bisa
menjalankan banyak fungsi pelaku ekonomi sekaligus.
- Revolusi Entrepreneur Masa transisi adalah periode yang sangat berharga untuk berwirausaha. Ini adalah kesempatan emas bagi siapa saja untuk membuka bisnis pribadi. Peluang kesuksesan sebuah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan lebih besar pada masa transisi ini. Hal ini terjadi karena jika perekonomian Indonesia telah stabil dan melewati masa transisi, UKM tidak akan mampu bersaing dengan usaha lain yang telah berskala besar.
- Revolusi PropertiDi masa transisi ini, banyak orang ingin memperoleh kekayaan dalam waktu cepat. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menginvestasikan uang yang dimiliki dalam bentuk properti. Kini, banyak orang “mengoleksi” tanah, rumah, apartemen, dan benda-benda properti lainnya sebagai investasi. Barang properti ini dinilai akan memberikan keuntungan besar di masa depan.
- Revolusi Amfibi Banyaknya jumlah “double agent” di kalangan pelaku bisnis menciptakan tren tersendiri di bidang ekonomi. Kalangan ini menjalani dua profesi yang berbeda secara bersamaan, yaitu sebagai karyawan kantor sekaligus sebagai wirausahawan.
- Revolusi E-commerce Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1998 membuat masyarakat Indonesia mencari alternatif lain untuk menjaga kestabilan finansialnya. Salah satunya adalah dengan membangun bisnis pribadi berbasis usaha kecil dan menengah. Ketiadaan modal usaha yang besar menjadi faktor pendorong para wirausahawan ini untuk berkecimpung ke dalam industri e-commerce; sebuah industri yang memungkinkan wirausahawan memasarkan produknya secara efektif dan tanpa biaya lewat jaringan internet (online). Maraknya situs e-commerce memunculkan fenomena transaksi online yang memudahkan netpreneur untuk mencapai target pasarnya.
Ciri-ciri
orang yang memiliki sikap keuangan adalah orang yang pelit, cerewet, dan tidak
suku duduk "ongkang kaki". Selain itu, orang tersebut tidak mudah
ditipu dan percaya dengan orang lain.
Selain itu, ia memberikan tips agar tidak bergaul dengan orang yang
mudah boros, mudah percaya dengan orang lain, dan mudah ditipu. "Orang
yang sukses itu bukan orang yang boros, bisa ditipu, dan mudah percaya ".
No comments:
Post a Comment
Silahkan anda berbagi di sini ....???
Note: only a member of this blog may post a comment.