perekonomian Indonesia tengah memasuki masa
transisi. Kalangan menengah ingin beralih menuju kelas atas untuk
memperoleh kebebasan finansial. Hal ini dibuktikan dengan adanya fenomena mass luxury,
di mana barang-barang mewah yang tadinya hanya bisa dibeli oleh kalangan atas
kini mampu dimiliki oleh semua orang.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh pakar dan pengamat bisnis
Yuswohady dalam acara peluncuran
perdana situs netpreneur.co.id di Jakarta, Selasa (23/4) lalu.
Yuswohady mengatakan, masyarakat Indonesia kini dilanda optimisme untuk
menaikkan perekonomian. Gaya hidup yang disebut sebagai “tren amfibi” banyak
dilakoni oleh masyarakat. Para pelaku “tren amfibi” adalah mereka yang
menjalani dua profesi sekaligus, yaitu sebagai pegawai kantoran dan sebagai
wirausahawan. Pada jam-jam kerja, mereka bekerja sebagai karyawan di
perusahaan. Ketika jam kerja kantoran berakhir, mereka mengelola bisnis
pribadi.
Para pelaku “tren amfibi” ini, menurut Yuswohady, menginginkan adanya
kebebasan finansial di masa depan. Mereka tidak ingin selamanya bekerja untuk
orang lain. Ketika usaha yang mereka rintis ini telah memberikan profit yang
baik, mereka akan berhenti dari profesi pegawai kantoran dan menjalankan bisnis
secara total.
Lebih lanjut Yuswohady memaparkan, fenomena mass luxury dan “tren amfibi” adalah dua
sinyal yang mengindikasikan adanya revolusi dalam perekonomian Indonesia.
Secara garis besar, Yuswohady mengelompokkan revolusi ekonomi ini ke dalam lima
bidang.
1.
Revolusi
E-preneur
Pesatnya
perkembangan industri digital merupakan dampak dari melebarnya penggunaan
internet di segala bidang. Bidang ekonomi termasuk ke dalamnya. Kelahiran e-preneur
(electronic-preneur) atau wirausahawan online sedikit banyak
dipengaruhi oleh krisis moneter yang melanda beberapa negara berkembang, salah
satunya Indonesia, yang mengancam pasar bisnis offline. Dalam bisnis
konvensional semacam ini, banyaknya ongkos produksi yang dikeluarkan tidak
sebanding dengan profit yang diperoleh. Oleh sebab itu, para pelaku bisnis
mencari alternatif lain agar dapat menjalankan usaha yang relatif tanpa modal
dan mudah untuk dijalankan, yaitu bisnis online.
E-preneur,
atau lebih dikenal dengan sebutan netpreneur, memainkan peran yang signifikan
dalam bisnis dunia maya semacam itu.
Seorang
netpreneur bisa bertindak baik sebagai produsen, pemasok, maupun pedagang
sekaligus. Banyaknya “tugas” seorang netpreneur mungkin untuk dijalankan karena
semua kegiatan bisnis dilakukan hanya dengan meng-klik. Selama koneksi internet
dapat diakses, bisnis bisa dijalankan kapanpun dan di manapun. Inilah yang
membuat netpreneur bisa menjalankan banyak fungsi pelaku ekonomi sekaligus.
2.
Revolusi
Entrepreneur
Masa
transisi adalah periode yang sangat berharga untuk berwirausaha. Ini adalah
kesempatan emas bagi siapa saja untuk membuka bisnis pribadi. Peluang
kesuksesan sebuah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan lebih besar pada masa
transisi ini. Hal ini terjadi karena jika perekonomian Indonesia telah stabil
dan melewati masa transisi, UKM tidak akan mampu bersaing dengan usaha lain
yang telah berskala besar.
3.
Revolusi
Properti
Di masa
transisi ini, banyak orang ingin memperoleh kekayaan dalam waktu cepat. Salah
satu cara yang dilakukan adalah dengan menginvestasikan uang yang dimiliki
dalam bentuk properti. Kini, banyak orang “mengoleksi” tanah, rumah, apartemen,
dan benda-benda properti lainnya sebagai investasi. Barang properti ini dinilai
akan memberikan keuntungan besar di masa depan.
4.
Revolusi
Amfibi
Banyaknya
jumlah “double
agent” di kalangan pelaku bisnis menciptakan tren tersendiri di bidang
ekonomi. Kalangan ini menjalani dua profesi yang berbeda secara bersamaan,
yaitu sebagai karyawan kantor sekaligus sebagai wirausahawan.
5.
Revolusi
E-commerce
Krisis
moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1998 membuat masyarakat Indonesia
mencari alternatif lain untuk menjaga kestabilan finansialnya. Salah satunya
adalah dengan membangun bisnis pribadi berbasis usaha kecil dan menengah.
Ketiadaan modal usaha yang besar menjadi faktor pendorong para wirausahawan ini
untuk berkecimpung ke dalam industri e-commerce; sebuah industri yang
memungkinkan wirausahawan memasarkan produknya secara efektif dan tanpa biaya
lewat jaringan internet (online). Maraknya situs e-commerce memunculkan fenomena transaksi
online yang memudahkan netpreneur untuk mencapai target pasarnya.
No comments:
Post a Comment
Silahkan anda berbagi di sini ....???
Note: only a member of this blog may post a comment.